Friday, September 23, 2011

KITA TELAH KEMBALI KE ZAMAN KEGELAPAN ??

Kita telah kembali ke zaman gelap,
Kita telah lepaska genggaman kita pada dua perkara,
al-Quran dan sunnah yg ditinggalkan baginda
sebagai bekalan kita di akhir zaman.

... Merdekakah kita?
Merdekakah kita jika masih ramai yg masih jahil?
Merdekakah kita jika maksiat di sana sini?
Merdekakah kita jika bayi2 dibuang merata?

Akhir zaman yg semakin berkecamuk
Kita xsedar bahawa kita telah kembali ke zaman gelap,
hukum Allah dipersendakan
manusia menggubal undang2 sendiri
untuk menghalalkan tuntutan diri
nafsu dan hasutan musuh jadi nakhoda.
Adakah kita ingin mengundang bala dari TUHAN??
Tak jelas lagikah amaran yg telah diberikanny??
Adakah kita telah benar2 dibutakan oleh dunia??

Ya Allah, berikanlah kami petunjuk untuk kembali celik
untuk kembali bangkit sebagai hamba
yang sentiasa mendambakan redhaMu,
sebagaimana zaman kegemilangan ISLAM.
Kembalikanlah sinar ISLAM dalam jiwa setiap pemuda pemudi kami.
Agar tumbuhnya nanti generasi ISLAM yang ENGKAU redhai.
Janganlah ENGKAU biarkan kami sendiri yang menentukan kehidupan kami
sedang kami tidak pernah pasti apa yang bakal menanti.
sedang ENGKAU MAHA MENGETAHUI
dan pada setiap yang ENGKAU tentukan
pasti tersirat hikmah yang terbaik buat HAMBA-HAMBA MU ini.

Sunday, August 28, 2011

Bagaimana Kita Di Penghujung Ramadhan Ini?

Subhanallah…. Allah masih memberikan kita kesempatan dan kesehatan sehingga kita masih bertemu dengan penghujung Ramadhan, di mana malam-malamnya teramat istimewa dan di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Hari ini, adalah hari ke-28 Ramadhan. Sungguh merupakan waktu yang tepat bagi kita untuk mengintrospeksi kembali ibadah-ibadah kita, iman kita, ketulusan niat kita, do’a kita.

Mungkin banyak yang sudah dikabulkan do’anya oleh Allah, namun ada juga yang diuji kesabarannya dengan belum terkabulnya do’a-do’a karena kurang keyakinan pada Allah. Ada yang ibadahnya terus meningkat, dan ada pula yang semakin lama semakin menurun karena godaan perayaan Idul Fitri. Ada yang punya perencanaan Pertahanan Kualitas & Kuantitas Ibadah ba’da Idul fitri. Ada juga yang merasa lega, karena target-target ibadah yang menjadi beban akan segera terlepas.

Sungguh… kita harus merenungi kembali hari-hari Ramadhan yang telah terlewati. Jika memang kita benar-benar ingin mencapai derajat “TAKWA”, maka mestinya kita tidak terlena dengan godaan-godaan di penghujung Ramadhan. Diskon barang-barang belanjaan yang menggugah hati, perabotan & furniture rumah model baru, baju baru, kue-kue, dan godaan lainnya, membuat ibadah-ibadah yang kita harapkan berbuah pahala, malah menjadi sia-sia. Padahal Allah menjamu kita dengan begitu spesial di penghujung Ramadhan ini. Allah menjanjikan surga, perlindungan dari api neraka. Dan ketulusan ibadah kita akan benar-benar diuji ketika hari-hari terakhir Ramadhan.

Salah satu tanda kesuksesan Ramadhan kita adalah…. adanya komitmen untuk menindaklanjuti ibadah yang meningkat, seperti tilawah, shaum, Qiyamul Lail, dan ibadah lainnya. Coba kita pikir, di bulan Ramadhan ini kita diuji dengan kondisi tubuh yang lemah (karena menahan lapar dan dahaga sejak pagi hingga petang), namun harus menunaikan ibadah yang luar biasa. Shalat wajib lebih khusyu’ dan disertai rawatib, shalat tarawih, shalat tahajjud, tilawah lebih banyak dari biasanya. Tidur kita pun harus berkurang waktunya karena harus bangun malam. Biasanya kita tidur 6 jam, di bulan Ramadhan mungkin menjadi 4 jam. Dan ternyata… kita mampu menjalankan semuanya dengan baik, shaum jalan, tarawih jalan, ibadah yang lain jalan. Maka, menjalankan ibadah dengan lebih baik di bulan selanjutnya adalah sungguh sebuah keniscayaan. Karena jika tidak, maka itu adalah sebuah indikasi bahwa ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan hanyalah berupa target-target dan menjadi beban.

Segala puji bagi Allah... yang masih memberikan kita kesempatan untuk hidup sampai dengan hari ini. Semoga kita bisa meraih kemenangan pada 1 Syawal nanti, mencapai derajat takwa, menjadi fitri... bersih seperti bayi yang baru terlahir dari rahim ibunya. Semoga.

Wednesday, August 24, 2011

MAMPUKAH KITA BERTAHAN 10 AKHIR RAMADHAN?

Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Quran) ini pada malam Lailatul-Qadar. Dan apa jalannya Engkau dapat mengetahui apa Dia kebesaran malam Lailatul-Qadar itu? Malam Lailatul-Qadar lebih baik daripada seribu bulan.


ANTARA AMALAN NABI S.A.W
1. Mandi antara Maghrib dan Isyak, memakai pakaian yang paling baik dan memakai haruman
Ibn Abi ‘Asim meriwayatkan dari Aisyah r.a:
“Rasulullah SAW jika berada dalam bulan Ramadan baginda seperti rutin hariannya tidur dan bangun. Tatkala memasuki 10 hari terakhir baginda mengikat kainnya dan menjauhkan diri dari bersama-sama para isterinya, serta baginda mandi antara Maghrib dan Isyak”. (Terdapat riwayat Abu Hurairah yang menyokong hadis ini)
Dalam riwayat lain daripada sahabat seperti Anas ibn Malik dan ulama pada masa tabi’en menyatakan bahawa mereka akan mandi, memakai baju yang paling baik dan memakai haruman atau wangian apabila berada pada akhir Ramadan. Apa yang dilakukan oleh Rasulullah, sahabat dan tabi’en ini adalah satu usaha menyambut dan meraikan kedatangan lailatul qadr, sambil berdoa mendapatkan keampunan dan keberkatan malam itu. Justeru pada malam-malam terakhir Ramadan di samping mencari lailatul qadr dianjurkan membersihkan diri dan memakai wangian dan haruman, sebagaimana ia turut dianjurkan ketika Aidilfitri dan Aidiladha.

2. Mencari lailatul qadr
Umat Islam dianjurkan agar mencari dan merebut lailatul qadr. Hal ini bertepatan dengan sabda baginda yang bermaksud,
Carilah malam lailatul qadr pada 10 malam terakhir. (riwayat al-Bukhari)
Dalam salah satu riwayat dikatakan bahawa Rasulullah SAW melakukan solat pada malam Ramadan dan membaca al-Quran dengan tertib. Baginda tidak akan melalui ayat rahmat kecuali berharap agar Allah memberikan rahmat itu dan tidak melalui ayat azab kecuali memohon perlindungan daripada Allah daripada azab itu. Solat berjemaah juga sangat diutamakan pada malam akhir Ramadan. Rasulullah bersabda:
“Sesiapa yang mengerjakan solat Isyak dan Subuh secara berjemaah pada waktu malam, dia telah mengambil menghidupkan seluruh malam itu”. (Riwayat Abu Dawud).
Maksudnya sesiapa yang mengerjakan solat Isyak dan Subuh saja dianggap telah mendapat sebahagian apa yang dimaksudkan dengan lailatul qadr. Apatah lagi jika mengisinya dengan amalan lain sepanjang malam itu.

3. Melewatkan sahur
Daripada Sahl ibn Sa’d berkata:
Sesungguhnya aku pernah bersahur bersama keluargaku dan aku sempat untuk sujud bersama dengan Rasulullah SAW. (riwayat al-Bukhari)
Perlakuan ini turut diceritakan oleh Zaid ibn Thabit berkata:
“Kami pernah bersahur bersama Rasulullah SAW kemudian kami bersolat dengan baginda. Lantas Anas bertanya, Berapakah jarak di antara sahur itu dengan solat? Zaid menjawab, kira-kira 50 ayat. (riwayat al-Bukhari)

4. Melakukan iktikaf
Iktikaf adalah sunnah yang dianjurkan oleh Baginda SAW demi memperolehi kelebihan dan ganjaran lailatul qadr (malam yang lebih baik dari 1,000 bulan). Firman Allah dalam surah al-Qadr yang bermaksud:
Sesungguhnya Kami telah menurunkan (al-Quran) pada malam Lailatul Qadr, dan apa jalannya Engkau dapat mengetahui apa dia kebesaran malam Lailatul Qadr itu? Malam Lailatul Qadr lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu, turun malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka, kerana membawa segala perkara (yang ditakdirkan berlakunya pada tahun yang berikut); Sejahteralah malam (yang berkat) itu sehingga terbit fajar. (al-Qadr: 1-5)
Menjelang 10 akhir Ramadan secara rutinnya Rasulullah SAW mengisi waktu-waktunya dengan beriktikaf di masjid. Pelakuan baginda ini berdasarkan hadis sahih riwayat al-Bukhari dan Muslim yang diriwayatkan daripada Aisyah r.a Bahawa Rasulullah SAW beritikaf pada 10 akhir daripada Ramadan sehingga baginda diwafatkan oleh Allah, kemudian (diteruskan sunnah) iktikaf selepas kewafatannya oleh para isterinya. Dalam sebuah hadis lain Bahawasanya Abu Hurairah berkata:
“Rasulullah SAW selalu beriktikaf pada tiap-tiap sepuluh hari terakhir Ramadan, manakala pada tahun Baginda diwafatkan, Baginda beriktikaf selama 20 hari”. (riwayat Ahmad, Abu Dawud, al-Tirmidzi dan dinilai sahih oleh al-Tirmidzi)

5. Membanyakkan doa
Ulama bersepakat bahawa doa yang paling utama pada malam al-Qadar adalah doa memohon keampunan atau maghfirah daripada Allah SWT. Dalam satu hadis sahih yang diriwayatkan daripada Aisyah dan dikeluarkan oleh al-Imam al-Tirmidzi dan dinilai hasan sahih, Aisyah diajar oleh Rasulullah membaca doa pada malam al-Qadar. Doanya berbunyi:
Allahumma innaka afuwwun karimun tuhibbul afwa fa’ fu anni yang bermaksud: Ya Allah, sesungguhnya Engkaulah Tuhan Yang Maha Pengampun, yang suka mengampun, maka ampunilah aku. (al-Tirmidzi 5:535)
Rasulullah SAW turut berdoa yang bermaksud:
“Ya Allah, jadikan sebaik-baik umurku adalah penghujungnya. Dan jadikan sebaik-baik amalku adalah penutupnya. Dan jadikan sebaik-baik hari-hariku adalah hari di mana aku bertemu dengan-Mu Kelak”. (Musannaf Ibn Abi Syaibah 6: 65)

Sunday, August 21, 2011

JANGANLAH BERSEDIH..

Senang, bahagia, suka cita, sedih, kecewa dan duka cita adalah sesuatu yang biasa dialami manusia.
Ketika mendapatkan sesuatu yang menggembirakan dari kesenangan-kesenangan duniawi
maka dia akan senang dan gembira.
Sebaliknya ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan maka dia merasa sedih dan kecewa
bahkan kadang-kadang sampai putus asa.
Akan tetapi sebenarnya bagi seorang mukmin, semua perkaranya adalah baik.
Hal ini diterangkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Sungguh menakjubkan perkaranya orang mukmin. Sesungguhnya semua perkaranya adalah baik dan tidaklah hal ini dimiliki oleh seorangpun kecuali oleh orang mukmin. Jika dia diberi kenikmatan/kesenangan, dia bersyukur maka jadilah ini sebagai kebaikan baginya.
Sebaliknya jika dia ditimpa musibah (sesuatu yang tidak menyenangkan), dia bersabar, maka ini juga menjadi kebaikan baginya.” (HR. Muslim no.2999 dari Shuhaib radhiyallahu ‘anhu)

Kriteria Orang yang Paling Mulia
Sesungguhnya kesenangan duniawi seperti harta dan status sosial bukanlah ukuran bagi kemuliaan seseorang.
Karena Allah Ta’ala memberikan dunia kepada orang yang dicintai dan orang yang tidak dicintai-Nya.
Akan tetapi Allah akan memberikan agama ini hanya kepada orang yang dicintai-Nya.
Sehingga ukuran akan kemuliaan seseorang adalah darjat ketakwaannya.
Semakin bertakwa maka dia semakin mulia di sisi Allah.
Allah berfirman: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling kenal mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Al-Hujuraat:13)

Jangan Sedih ketika Tidak Dapat Dunia
Wahai saudaraku, ingatlah bahwa seluruh manusia telah Allah tentukan rizkinya -termasuk juga jodohnya-, ajalnya, amalannya, bahagia atau pun sengsaranya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama 40 hari dalam bentuk nuthfah (air mani) kemudian berbentuk segumpal darah dalam waktu yang sama lalu menjadi segumpal daging dalam waktu yang sama pula.
Kemudian diutus seorang malaikat kepadanya lalu ditiupkan ruh padanya dan diperintahkan dengan empat kalimat/perkara: ditentukan rizkinya, ajalnya, amalannya, sengsara atau bahagianya.” (HR. Al-Bukhariy no.3208 dan Muslim no.2643 dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu)
Tidaklah sesuatu menimpa pada kita kecuali telah Allah taqdirkan.
Allah Ta’ala berfirman: “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada diri kalian sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya.
Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kalian jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kalian,
dan supaya kalian jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepada kalian.
Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, (yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh manusia berbuat kikir.
Dan barangsiapa yang berpaling (dari perintah-perintah Allah) maka sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (Al-Hadiid:22-24)
Kalau kita merasa betapa sulitnya mencari penghidupan dan dalam menjalani hidup ini,
maka ingatlah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Tiada suatu amalan pun yang mendekatkan ke surga kecuali aku telah perintahkan kalian dengannya
dan tiada suatu amalan pun yang mendekatkan ke neraka kecuali aku telah larang kalian darinya.
Sungguh salah seorang di antara kalian tidak akan lambat rizkinya.
Sesungguhnya Jibril telah menyampaikan pada hatiku
bahwa salah seorang dari kalian tidak akan keluar dari dunia (meninggal dunia) sampai disempurnakan rizkinya.
Maka bertakwalah kepada Allah wahai manusia dan perbaguslah dalam mencari rizki.
Maka apabila salah seorang di antara kalian merasa/menganggap bahwa rizkinya lambat
maka janganlah mencarinya dengan bermaksiat kepada Allah karena sesungguhnya keutamaan/karunia Allah tidak akan didapat dengan maksiat.”
(Shahih, HR. Al-Hakim no.2136 dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu)
Maka berusahalah beramal/beribadah dengan yang telah dicontohkan oleh Rasulullah s.a.w dan jangan membuat perkara baru dalam agama (baca:bid’ah).
Dan berusahalah mencari rizki dengan cara yang halal serta hindari sejauh-jauhnya hal-hal yang diharamkan.

Hendaklah Orang yang Mampu Membantu
Hendaklah bagi orang yang mempunyai kelebihan harta ataupun yang punya kedudukan
agar membantu saudaranya yang kurang mampu dan yang mengalami kesulitan.
Allah berfirman: “Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
Dan bertakwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Al-Maa`idah:2)
Rasulullah s.a.w bersabda: “Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan dunia
dari seorang mukmin, maka Allah akan hilangkan darinya satu kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari kiamat.
Dan barangsiapa yang memudahkan orang yang mengalami kesulitan
maka Allah akan mudahkan baginya di dunia dan di akhirat.
Dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim,
maka Allah akan tutupi aibnya di dunia dan akhirat.
Dan Allah akan senantiasa menolong hamba selama hamba tersebut mau menolong saudaranya.
” (HR. Muslim no.2699 dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Berdo’a ketika Sedih
Jika kita merasa sedih karena sesuatu menimpa kita seperti kehilangan harta,
sulit mencari pekerjaan, kematian salah seorang keluarga kita,
tidak mendapatkan sesuatu yang kita idam-idamkan, jodoh tak kunjung datang ataupun yang lainnya,
maka ucapkanlah do’a berikut yang diajarkan oleh Rasulullah s.a.w:
“Tidaklah seseorang ditimpa suatu kegundahan maupun kesedihan lalu dia berdo’a:
“Ya Allah, sesungguhnya saya adalah hamba-Mu, putra hamba laki-laki-Mu,
putra hamba perempuan-Mu, ubun-ubunku ada di Tangan-Mu, telah berlalu padaku hukum-Mu,
adil ketentuan-Mu untukku.
Saya meminta kepada-Mu dengan seluruh Nama yang Engkau miliki,
yang Engkau menamakannya untuk Diri-Mu atau yang Engkau ajarkan kepada seseorang dari makhluk-Mu
atau yang Engkau turunkan dalam kitab-Mu atau yang Engkau simpan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu.
Jadikanlah Al-Qur`an sebagai musim semi (penyejuk) hatiku dan cahaya dadaku,
pengusir kesedihanku serta penghilang kegundahanku.
” kecuali akan Allah hilangkan kegundahan dan kesedihannya dan akan diganti dengan diberikan jalan keluar dan kegembiraan.
” Tiba-tiba ada yang bertanya: “Ya Rasulullah, tidakkah kami ajarkan do’a ini (kepada orang lain)?
Maka Rasulullah menjawab:
“Bahkan selayaknya bagi siapa saja yang mendengarnya agar mengajarkannya (kepada yang lain).
” (HR. Ahmad no.3712 dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albaniy)
Juga do’a berikut ini:
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari gundah gulana, sedih,
lemah, malas, kikir, penakut, terlilit hutang dan dari tekanan/penindasan orang lain.
” (HR. Al-Bukhariy 7/158 dari Anas radhiyallahu ‘anhu)

Ilmu adalah Pengganti Segala Kelezatan
Di antara hal yang bisa menghibur seseorang ketika mengalami kesepian atau ketika sedang dilanda kesedihan adalah menuntut ilmu dan senantiasa bersama ilmu.
Berkata Al-Imam Al-Mawardiy:
“Ilmu adalah pengganti dari segala kelezatan dan mencukupi dari segala kesenangan….
Barangsiapa yang menyendiri dengan ilmu maka kesendiriannya itu tidak menjadikan dia sepi.
Dan barangsiapa yang menghibur diri dengan kitab-kitab maka dia akan mendapat kesenangan….
Maka tidak ada teman sebaik ilmu dan tidak ada sifat yang akan menolong pemiliknya seperti sifat al-hilm (sabar dan tidak terburu-buru).”
(Adabud Dunya wad Diin hal.92, dari Aadaabu Thaalibil ‘Ilmi hal.71)

Duhai kiranya kita dapat mengambil manfaat dari ilmu yang kita miliki
sehingga kita tidak akan merasa kesepian walaupun kita sendirian di malam yang sunyi
tetapi ilmu itulah yang setia menemani.

Contoh Orang-orang yang Sabar
Cobaan yang menimpa kita kadang-kadang menjadikan kita bersedih
tetapi hendaklah kesedihan itu dihadapi dengan kesabaran dan menyerahkan semua permasalahan kepada Allah,
supaya Dia menghilangkan kesedihan tersebut dan menggantikannya dengan kegembiraan.
Allah berfirman mengisahkan tentang Nabi Ya’qub:
“Dan Ya`qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata:
“Aduhai duka citaku terhadap Yusuf”, dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan
dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya).
Mereka berkata: “Demi Allah, senantiasa kamu mengingati Yusuf, sehingga kamu mengidapkan penyakit yang berat atau termasuk orang-orang yang binasa.” Ya`qub menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kalian tiada mengetahuinya.”
(Yuusuf:84-86)
Allah juga berfirman mengisahkan tentang Maryam:
“Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh.
Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma,
ia berkata: “Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan.” Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.”
(Maryam:22-25)

Semoga Allah Ta’ala memberikan kita hidayah dan kemampuan kepada kita
untuk menjadi hamba-hamba yang sabar dan istiqamah dalam menjalankan syari’at-Nya, amin. Wallaahu A’lam.

Thursday, June 9, 2011

TANGGUNGJAWAB SEORANG INSAN BERGELAR LELAKI

Betapa beratnya menjadi seorang lelaki, di antaranya
adalah seperti berikut:-

LELAKI
*********
1. Lelaki bujang kena tanggung dosa sendiri apabila sudah baligh manakala dosa gadis bujang ditanggung oleh bapanya.

Betapa beratnya menjadi seorang lelaki, di antaranya adalah seperti berikut:-

LELAKI
*********
1. Lelaki bujang kena tanggung dosa sendiri apabila sudah baligh manakala dosa gadis bujang ditanggung oleh bapanya.

2. Lelaki berkahwin kena tanggung dosa sendiri, dosa isteri, dosa anak perempuan yang belum berkahwin dan dosa anak lelaki yang belum baligh. BERATKAN!!

3. Hukum menjelaskan anak lelaki kena bertanggungjawab ke atas ibunya dan sekiranya dia tidak menjalankan tanggungjawabnya maka dosa baginya terutama anak lelaki yang tua, manakala perempuan tidak, perempuan hanya perlu taat kepada suaminya. Isteri berbuat baik pahala dapat kepadanya kalau buat tak baik dosanya ditanggung oleh suaminya.

4. Suami kena bagi nafkah pada isteri, ini wajib tapi isteri tidak. Walaupun begitu isteri boleh membantu. Haram bagi suami bertanya pendapatan isteri lebih-lebih lagi menggunakan pendapatan isteri tanpa izin ini. Banyak lagi lelaki lebih-lebih lagi yang bergelar suami perlu tanggung.Kalau nak dibayangkan beratnya dosa-dosa yang ditanggungnya seperti gunung dengan semut. Tetapi orang lelaki ada keistimewaannya yang dianugerah olehAllah SWT.

WANITA
**********
1. Wanita auratnya lebih susah dijaga berbanding lelaki.

2. Wanita perlu meminta izin dari suaminya apabila mahu keluar rumah tetapi tidak sebaliknya.

3. Wanita saksinya kurang berbanding lelaki.

4. Wanita menerima pusaka kurang dari lelaki.

5. Wanita perlu menghadapi kesusahan mengandung dan melahirkan anak.

6. Wanita wajib taat kepada suaminya.

7. Talak terletak di tangan suami bukan isteri.

8. Wanita kurang dalam beribadat kerana masalah haid dan nifas yang tak ada pada lelaki.

Pernahkan kita lihat sebaliknya? Benda yang mahal harganya akan dijaga dan dibelai serta disimpan di tempat yang tersorok dan selamat.Sudah pasti intan permata tidak dibiar bersepah bukan? Itulah bandingannya dengan seorang wanita. Wanita perlu taat kepada suami tetapi lelaki wajib taat kepada ibunya 3 kali lebih utama dari bapanya. Bukankah ibu adalah seorang wanita? Wanita menerima pusaka kurang dari lelaki tetapi harta itu menjadi milik peribadinya dan tidak perlu diserahkan kepada suaminya, manakala lelaki menerima pusaka perlu menggunakan hartanya untuk menyara isteri dan anak-anak. Wanita perlu bersusah payah mengandung dan melahirkan anak,tetapi setiap saat dia didoakan oleh seluruh makhluk ALLAH di muka bumi ini dan matinya jika kerana melahirkan adalah syahid kecil. Manakala dosanya diampun ALLAH (dosa kecil).

Diakhirat kelak, seorang lelaki dipertanggungjawabkan terhadap 4 wanita ini :

*isterinya,
*ibunya,
*anak perempuannya
*saudara perempuannya

Manakala seorang wanita pula, tanggungjawab terhadapnya ditanggung oleh 4 orang lelaki ini :

*suaminya
*ayahnya
*anak lelakinya
*saudara lelakinya

Seorang wanita boleh memasuki pintu syurga melalui mana-mana pinta syurga yang disukainya cukup dengan 4 syarat sahaja :

*sembahyang 5 waktu
*puasa di bulan ramadhan
*taat suaminya
*menjaga kehormatannya

Seorang lelaki perlu pergi berjihad fisabilillah tetapi wanita jika taat akan suaminya serta menunaikan tanggungjawabnya kepada ALLAH akan turut menerima pahala seperti pahala orang pergi berperang fisabilillah tanpa perlu mengangkat senjata.


Mati hanya sekali
Maka Jadikannya pada jalan Allah...........

Tuesday, May 17, 2011

Bersangka Baik Sesama Insan



]Nasihat Syeikh Abdul Kadir Al-Jailani.
Berikut adalah tips dari Syeikh Abdulkadir Al Jailani untuk sentiasa bersangka baik sesama insan.

Jika engkau bertemu dengan seseorang, maka yakinilah bahawa dia lebih baik darimu. Ucapkan dalam hatimu :
"Mungkin kedudukannya di sisi Allah jauh lebih baik dan lebih tinggi dariku".

Jika bertemu anak kecil, maka ucapkanlah (dalam hatimu) :
"Anak ini belum bermaksiat kepada Allah, sedangkan diriku telah banyak bermaksiat kepadaNya. Tentu anak ini jauh lebih baik dariku"..

Jika bertemu orang tua, maka ucapkanlah (dalam hatimu):
"Dia telah beribadah kepada Allah jauh lebih lama dariku, tentu dia lebih baik dariku."

Jika bertemu dengan seorang yang berilmu, maka ucapkanlah (dalam hatimu):
"Orang ini memperoleh kurnia yang tidak akan kuperolehi, mencapai kedudukan yang tidak akan pernah kucapai, mengetahui apa yang tidak kuketahui dan dia mengamalkan ilmunya, tentu dia lebih baik dariku."

Jika bertemu dengan seorang yang bodoh, maka katakanlah (dalam hatimu) :
"Orang ini bermaksiat kepada Allah kerana dia bodoh (tidak tahu), sedangkan aku bermaksiat kepadaNya padahal aku mengetahui akibatnya.
Dan aku tidak tahu bagaimana akhir umurku dan umurnya kelak. Dia tentu lebih baik dariku."

Jika bertemu dengan orang kafir, maka katakanlah (dalam hatimu) :
"Aku tidak tahu bagaimana keadaannya kelak, mungkin di akhir usianya dia memeluk Islam dan beramal soleh. Dan mungkin boleh jadi di akhir usia diriku kufur dan berbuat buruk. 

Tak rugi kita bersangka baik terhadap insan daripada kita bersangka buruk yang boleh mendatangkan dosa. Sematkan kedalam hati agar iman akan bertambah,aqidah dan akhlak juga akan terjaga.InsyaALLAH.

Tuesday, May 10, 2011

SABAR

Koleksi hadith-hadith
* Diriwayatkan daripada Kaab bin Iyadh r.a katanya: Aku mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: “Sesungguhnya setiap umat itu ada ujiannya dan ujian umatku adalah harta kekayaan. “ – Hadith riwayat Imam Tirmizi
* Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: “Orang mukmin sama ada lelaki ataupun perempuan akan sentiasa diuji oleh Allah s.w.t, sama ada dirinya, anaknya ataupun hartanya sehinggalah dia menghadap Allah s.w.t tanpa dia membawa dosa sedikitpun.” – Hadith riwayat Imam Tirmizi
* Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a, sesungguhnya Rasulullah s.a.w bersabda di dalam Hadis Qudsi: Allah s.w.t berfirman: “Tidak ada balasan kecuali syurga bagi hambaku yang beriman yang telah Aku ambil kembali kekasihnya (Aku mematikan seseorang yang disayanginya seperti anak, adik-beradik dan sesiapa sahaja yang di sayangi oleh seseorang) dari kalangan penghuni dunia dan dia hanya mengharapkan pahala daripadaKu (dengan bersabar). ” - Hadis riwayat Imam Bukhari
* Rasulullah SAW pernah bersabda yang bermaksud: “ Dunia itu adalah penjara bagi orang mukmin, dan syurga bagi orang kafir”. – Hadith riwayat Muslim
“Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya seluruh perkara adalah baik baginya. Dan tidak lah didapati seorang pun hal tersebut melainkan pada diri seorang mukmin. Jika dia merasakan kesenangan maka dia bersyukur. Dan itu lebih baik baginya. Jika kesusahan menerpanya maka  dia bersabar. Dan itu lebih baik baginya.” - Hadith riwayat Muslim
“Sesungguhnya Allah akan menguji dan mencuba salah seorang di antara kamu dengan cubaan sebagaimana salah seorang kamu menguji kadar emasnya dengan api. Maka sebahagian mereka akan keluar dari ujian itu bagaikan emas kuning berkilat; maka itulah orang yang dipelihara Allah daripada bermacam syubhat. Dan sebahagian mereka akan keluar bagaikan emas hitam, dan itulah orang yang tergoda fitnah.” – Hadis riwayat Thobrani
“Tiada seorang Muslim yang menderita kelelahan atau penyakit, atau kesusahan hati, bahkan gangguan yang berupa duri melainkan semua kejadian itu akan berupa penebus dosanya.” – Hadis riwayat Bukhari dan Muslim
“Ujian yang paling berat adalah bagi para nabi, kemudian berikutnya dan berikutnya, seseorang diuji (oleh Allah) sesuai dengan kadar agamanya. Maka tidaklah musibah menimpa seseorang sehingga ia berjalan di atas bumi dan tidak ada dosa padanya.” – Hadith riwayat Bukhari
“Apabila Allah kasihkan seseorang, Allah mengenakan dengan suatu ujian sehingga Allah mendengar rengekan permintaan yang bersungguh-sungguh.” (Dari Musnad Firdaus oleh Dailami)
“Bukan ukuran kekuatan seseorang itu dengan bergusti tetapi orang yang kuat itu adalah orang yang mampu mengawal hawa nafsu ketika marah.” - Hadis riwayat Bukhari
“Sabar yang sebenarnya ialah sabar pada saat bermula (pertama kali) tertimpa musibah.” – Hadith riwayat Bukhari
* Dalam hadith qudsi Allah berfirman : “Siapa yang tak rela menerima ketentuanKu, silakan keluar dari bumiKu!”
.
Jenis-jenis kesabaran
Ibnu Qoyyim Aljauzi dalam kitab Madarijus Salikin mengatakan, “Sabar adalah menahan jiwa dari berkeluh kesah dan marah, menahan lisan dari mengeluh, serta menahan anggota badan dari berbuat tashwisy (yang tidak lurus). Sabar ada 3 jenis, sabar dalam berbuat ketaatan kepada Allah S.w.t,  sabar dari melakukan maksiat, dan sabar dari ujian Allah.”
.
Syair Imam Syafie berkenaan sabar
Bersabar lah yang indah
Alangkah dekatnya kelapangan
Barangsiapa muraqabah (merasa dekat dengan) Allah dalam seluruh urusan, ia akan berhasil
Barangsiapa yang membenarkan Allah, tidak akan terbawa gangguan
Dan barangsiapa yang mengharapkanNya, Dia akan ada di mana orang itu mengharap
(Manaqib AsSyafie , AlBaihaqi 2/362)

Thursday, April 28, 2011

HIMPUNAN DALIL DAN HADIS2 TENTANG PERKAHWINAN


01. Rasulullah SAW pernah mengingatkan sesiapa yang berkemampuan tetapi enggan untuk berkahwin melalui sabdanya, "Kamu berkata begitu, ingatlah demi Allah sesungguhnya aku adalah orang yang paling takut kepada Allah dan yang paling taqwa kepada-Nya, tetapi aku berpuasa dan kadangkala tidak berpuasa; aku sembahyang dan aku tidur; dan juga kahwin dengan perempuan. Barangsiapa tidak suka dengan sunnahku, dia bukanlah pengikutku".

02. Rasulullah SAW dalam hadisnya bermaksud, "Kahwinilah wanita itu kerana empat perkara, kerana hartanya, kerana keturunannya, kerana kecantikan dan kerana agamanya. Pilihlah wanita yang beragama, engkau akan selamat".

03. Rasulullah SAW dalam hadisnya bermaksud, "Sebaik-baik wanita itu ialah apabila kamu memandangnya kamu akan senang hati (gembira), apabila kamu perintah, ia patuh kepadamu, apabila kamu pergi, ia akan menjaga dirinya dan menjaga hartamu."

04. Rasulullah SAW dalam hadisnya bermaksud, Sejahat-jahat jamuan ialah jamuan walimah (perkahwinan) yang mengundang orang-orang kaya dan meninggalkan orang-orang yang fakir. (riwayat Bukhari & Muslim)

05. Rasulullah SAW dalam hadisnya bermaksud, "Wanita yang paling banyak mendapat kurnia ialah wanita yang murah mas kahwinnya, yang senang nikahnya dan baik budi pekertinya. Dan wanita yang jahat ialah wanita yang mahal mas kahwinnya, payah nikahnya dan yang buruk budi pekertinya.

06. Rasulullah SAW dalam hadisnya bermaksud, "Beritahulah kepada orang ramai akan nikah ini dengan pukulan gendang dan rebana". (riwayat Ibnu Majjah)

07. Diharamkan atas kamu mengahwini ibu-ibu kamu, anak-anak perempuan kamu, saudara-saudara perempuan kamu, saudara-saudara perempuan bapa kamu, saudara-saudara perempuan ibu kamu, anak-anak perempuan dari saudara-saudara lelaki kamu, anak-anak perempuan dari saudara-saudara perempuan kamu. (An-Nissa: 23)

08. Rasulullah SAW dalam hadisnya bermaksud, "Hak suami atas isterinya (tanggungjawab isteri terhadap suaminya), bahawa isteri tidak boleh meninggalkan hamparan (tilam) suaminya, hendaklah menerima dengan baik pemberian suaminya, hendaklah taat pada perintah suaminya, tidak boleh keluar dari rumahnya kecuali dengan izin suaminya, dan tidak boleh membawa (membenarkan) orang yang dibenci oleh suaminya masuk ke dalam rumahnya." (riwayat Al-Tabrani)

09. Rasulullah SAW dalam hadisnya bermaksud, "Bila isteri itu mengerjakan sembahyang lima waktu, berpuasa bulan Ramadan, memelihara kemaluannya dan mematuhi suruhan dan larangan suaminya, maka akan dimasukkan dia ke dalam syurga." (riwayat Abu Hurairah)

10. Rasulullah SAW dalam hadisnya bermaksud, "Tiga perkara yang dilakukan dengan bersungguh-sungguh dianggap bersungguh-sungguh, dan yang dilakukan dengan gurauan (main-main) akan menjadi sungguh-sungguh iaitu nikah, talak dan rujuk.

11. "Maka kahwinilah perempuan-perempuan yang kamu sukai dua, tiga atau empat. Tetapi jika kamu tidak dapat berlaku adil diantara isteri-isteri kamu, maka hendaklah kamu berkahwin seorang sahaja." (An-Nisa: 3)

12. "Diantara tanda-tanda kekuasaan Allah ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kamu rasa kasih dan sayang. (Ar-Rum 21)

13. "Wanita-wanita yang keji diperuntukkan untuk lelaki yang keji. Dan lelaki yang keji diperuntukkan untuk wanita yang keji pula, dan wanita yang baik diperuntukkan bagi lelaki yang baik, dan lelaki yang baik diperuntukkan bagi waita yang baik pula." (An Nur: 26)

14. Rasulullah SAW dalam hadisnya bermaksud, " Sebaik-baik kamu adalah yang terbaik terhadap keluarganya dan aku adalah yang terbaik daripada kamu terhadap keluargaku. Orang yang memuliakan kaum wanita adalah orang yang mulia, dan orang yang menghina kaum wanita adalah orang yang tidak mempunyai budi pekerti." (riwayat Abu Asakir).

15. Rasulullah SAW dalam hadisnya bermaksud, "Takutlah kepada Allah, di dalam memimpin isteri-isterimu, kerana sesungguhnya mereka adalah amanah yang ada disampingmu, barangsiapa tidak memerintahkan agar isterinya mengerjakan solat, dan mengerjakan agama kepadanya, maka ia telah berkianat kepada Allah dan Rasul-Nya.

16. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, Aisyah pernah ditanya apa yang dilakukan oleh Rasullulah SAW dalam rumahtangganya? Jawab Aisyah: Nabi SAW biasa membantu kepentingan keluarganya. Menyapu rumah, menjahit baju yang koyak, memperbaiki sepatu dan memerah susu kambing. Bila tiba waktu solat tiba baru baginda berhenti, kemudian menunaikan solat."

17. Terdapat beberapa cara untuk menggauli isteri secara baik antaranya tidak membuka rahsia isteri serta memperkatakannya di hadapan masyarakat umum. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah SAW bersabda, "Seburuk-buruk manusia disisi Allah pada hari Kiamat adalah seorang lelaki yang menceritakan hubungan dengan isterinya dan isteri yang berhubungan dengan suaminya lalu menyebarluaskan rahsia mereka."

18. "Isteri-istei kamu adalah seperi kebun tempat kamu bercucuk tanam, maka datangilah kebun tempat kamu bercucuk tanam itu bagaimana sahaja yang kamu kehendaki." (Al Baqarah: 223)

19. Rasulullah SAW dalam hadisnya bermaksud, "Perbaikilah wanita, kerana sesungguhnya wanita itu diciptakan dari tulang rusuk. Paling bengkoknya tulang rusuk itu adalah di bahagian atasnya. Jika meluruskannya terlalu keras., maka ia akan pecah. Dan jika dibiarkan, maka ia akan tetap bengkok. Maka perbaikilah wanita itu dengan cara yang baik.

20. "Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada kedua ibu bapanya, ibunya telah mengandungkannya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyusukannya dalam masa dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua ibu bapamu, hanya kepada -Ku-lah tempat kembalimu (Luqman:14)

21. "Hai sekelian manusia, bertaqwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, daripadanya pula Allah menciptakan pasangannya, dan dari keduanya dikembangkan laki-laki dan wanita-wanita yang ramai. Dan bertaqwalah kepada Allah dengan (menggunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain; dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah sentiasa mengawasi kamu." (An-Nisa': 1)


Terdapat banyak nas dan dalil Al-Quran serta hadis tentang galakan dan saranan perkahwinan serta peraturan yang berkaitan dengan pasangan suami isteri, antaranya ialah:

1) Dalil nas Al-Quran, iaitu sebagaimana firman Allah yang bermaksud:

"Dan kahwinlah orang bujang (Lelaki atau perempuan) dari kalangan kamu, dan orang yang salih dari hamba-hamba kamu, lelaki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah swt akan memberikan kekayaan kepada mereka dari limpa kurnia-Nya, kerana Allah swt Maha Luas (rahmat-Nya dan limpah kurnia-Nya), lagi Maha Mengetahui"

(Surah An-Nur 24:32)

2) Dalam nas yang lain Allah swt berfirman yang bermaksud:

"...maka berkahwinlah dengan sesiapa yang kamu berkenan dari perempuan-perempuan (lain): dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu bimbang tidak akan berlaku adil diantara (isteri-isteri kamu) maka (berkahwinlah dengan) seorang sahaja..."

(Surah An-Nisa' 4 : 3)

3) Dalam nas Hadis sebagaimana sabda Baginda yang diriwayatkan oleh Bukhari yang bermaksud:

"Perkahwinan itu Sunnahku, sesiapa yang tidak suka kepada Sunnahku, dia bukan daripada kalangan umatku"

(riwayat Al-Bukhari)

4) Antara nas Hadis Baginda yang lain yang sangat memberikan galakan kepada golongan remaja yang mampu supaya berkahwin demi menjaga agama dan kehormatan diri ialah sebagaimana sabda Baginda yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang bermaksud:

"Wahai pemuda-pemuda, sesiapa sahaja diantara kamu yang berkemampuan untuk berkahwin, maka berkahwinlah kerana dengan berkahwin dapat menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan diri"

(riwayat Bukhari dan Muslim)

Wednesday, April 13, 2011

Cerita tentang sahabat nabi yang ditimpa musibah


Nak cerita lagi nii..dengar ye!! moga2 jadikan sebagai pengajaran bagi kita semua..insyaAllah.

Dari pernikahan dua sahabat Rasulullah SAW, Abu Thalhah dan Ummu Sulaim, lahir seorang anak bernama Abu Umair. Ketika Abu Thalhah pergi, Abu Umair anak satu-satunya dari pasangan tersebut meninggal dunia. Ummu Sulaim mengurus mayat anaknya yang telah tiada dengan penuh ketabahan. Setelah dimandikan, Ummu Sulaim menidurkan anaknya di sebuah sudut rumahnya. Kemudian, ia berdandan dan memakai pakaiannya yang terbaik, serta memasak makanan yang lezat untuk menyambut kepulangan suaminya, Abu Thalhah.

Ketika Abu Thalhah datang dan menanyakan anaknya, Ummu Sulaim berkata, ''Anak kita, sekarang sedang istirahat.'' Sambutan Ummu Sulaim yang begitu menyenangkan, membuat Abu Thalhah tidak lagi merasa lelah, dan tidak ada lagi pikiran yang mengganggunya. Dia pun dapat menikmati makanan lazat yang dihidangkan oleh isterinya yang tercinta.

Ummu Sulaim berkata, ''Wahai Abu Thalhah, bagaimana pendapatmu jika ada orang yang memberikan sesuatu kepada seorang temannya. Namun, ketika orang itu meminta kembali barangnya, temannya malah marah?'' Abu Thalhah berkata, ''Tidak boleh bertindak demikian, sebab bagaimanapun barang pemberian harus dikembalikan kepada pemiliknya.''

Kemudian, Ummu Sulaim menyambung perkataannya, ''Anak yang kita cintai ini hanyalah pemberian belaka. Sekarang, Allah telah mengambil kembali pemberian-Nya itu.'' Setelah mendengar perkataan isterinya yang begitu bermakna, maka Abu Thalhah pun sedar dan redha akan qadha (ketentuan) Allah. Dengan penuh ikhlas, Abu Thalhah berucap ''Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji'uun (kami semua milik Allah, dan kami semua akan kembali kepada-Nya).''

Abu Thalhah pergi menemui Rasulullah SAW. Setelah bertemu, ia bercerita tentang musibah yang menimpa keluarganya. Lalu, Rasulullah SAW mendoakan Abu Thalhah dan Ummu Sulaim agar Allah memberkati mereka berdua. Doa Rasulullah SAW dikabulkan Allah SWT. Abu Thalhah mendapatkan anak lelaki lagi yang diberi nama Abdullah. Dari Abdullah inilah, Abu Thalhah mendapatkan sembilan orang cucu yang semuanya hafal dan ahli Al-Quran. Abu Thalhah dan Ummu Sulaim adalah sepasang suami-isteri yang layak dijadikan teladan dalam kehidupan seharian, dalam berumah tangga, juga dalam kehidupan bermasyarakat.

Kesedaran bahwa segala apa yang dimiliki manusia hanyalah pemberian dari Allah, membuat manusia selalu tabah dan sabar, ketika mendapatkan ujian serta cubaan. Ujian itu boleh berupa meninggalnya salah seorang anggota keluarga yang dicintai, hilangnya harta dan jabatan yang menjadi kebanggaannya, dan sebagainya.

Allah SWT berfirman, ''Sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada mereka yang sabar, (yaitu) mereka yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, Inna lillaahi wa inna ilaihi raaji'uun.'' (QS Albaqarah, ayat 155-156).

Wallahu a'lam bish-shawab.

Thursday, April 7, 2011

Peringkat-peringkat Nafsu

1) Nafsu Ammarah
Peringkat nafsu ini merupakan peringkat nafsu yang paling hina dan jahat. Nafsu Ammarah tidak menyuruh sesuatu pun pada diri kita kecuali kepada kejahatan. Orang yang berada di tahap nafsu ini telah dikuasai oleh hawa nafsunya. Apabila nasfu menguasai, maka segala perbuatan dan perkataannya sentiasa terdorong kepada kejahatan dan kederhakaan kepada Allah. Allah menyatakan kejelekan nafsu ini dengan
Firman-Nya: Sesungguhnya nafsu itu sangat mengajak kepada kejahatan.(yusuf:53).
Sekiranya kita berada di tahap nafsu ini maka celakalah kita. Sebabnya kita tidak akan terlepas daripada seksaan api Nereka Allah. Ini adalah kerana tiada kebaikan pada diri kita. Nafsu diperingkat ini memiliki hati yang penuh dengan sifat-sifat mazmumah Seperti sombong, dengki, mengumpat, mengadu domba, dendam, menghina, riak, ujud, sum’ah, pemarah, pemalas, kuat tidur, kuat makan, malas beribadah, suka kepada kesoronokan dan sebagainya. Mereka telah menjadi hamba nafsu bukannya menjadi hamba Allah.

2) Nafsu Lawwamah
Peringkat nafsu ini lebih baik sedikit daripada nafsu Ammarah. Peringkat nafsu ini, telah pun menyedari keburukan sifat-sifat yang bersarang dihatinya. Telah berusaha bermujahadah menentang segala sifat buruk itu. Mereka telah memiliki ‘iman ilmu’ dengan cara mempelajari dan mendalami ilmu-ilmu yang berkaitan Islam. Ini tidak juga menjamin mereka beramal dengan apa yang mereka ketahui. Kadang-kadang kejahatan ulama-ulama dan dosa yang mereka lakukan melebihi kejahatan yang dilakukan oleh orang jahil. Mereka yang bernafsu lawwamah telah pun melakukan mujahadah menentang sifat-sifat buruk itu, tetapi sering tewas oleh bujukan hawa nafsunya sendiri. Bila menyedari kesilapan, mereka menyesali atas kejahatannya, tetapi mengulanginya kembali disebabkan desakan nafsunya melebihi keimanannya. Peringkat nafsu ini boleh berlaku kepada mereka yang sudah bergelar ustaz, ustazah, kadhi, mufti, ulama, tok guru dan professor. Ilmu yang banyak tidak dapat menjamin keselamatan dan terpelihara daripada pujukan nafsunya sendiri. Setiap ilmu yang ada hendaklah diamalkan dengan bersungguh-sungguh dan berterusan (istiqamah) disamping berusaha dengan tekun melawan kehendak nafsu yang hina. Dengan cara inilah nafsu jahat kita akan berubah sedikit demi sedikit menaiki tangga nafsu yang lebih baik dari sebelumnya. Tanpa perubahan yang dilakukan , mereka masih tercela dan dimurkai Allah, kerana orang yang bernafsu lawwamah masih tidak selamat dari Neraka Allah.

3) Nafsu Mulhamah
Latihan yang sistematik dan istiqamah dalam mengikis sifat-sifat kesyaitanan dan kebinatangan (sifat mazmumah) akan menyucikan hati kita. Hati ibarat sebagai satu bekas, mestilah kosong dari sifat-sifat mazmumah (tercela), supaya hati itu dapat pula diisi dengan sifat-sifat mahmudah (terpuji). Jiwa yang bernafsu Mulhamah adalah jiwa yang mula menampakkan keelokan pada jiwa itu. Orang yang bernafsu Mulhamah mula mendapat ilmu-ilmu terus dari Allah yang disebut ‘Ilham’atau ‘Laduni’.

Firman Allah Taala:
Demi nafsu (manusia) dan yang menjadikan (Allah) lalu diilhamkan kepadanya mana yang buruk dan mana yang baik. Sesungguhnya dapat kemenanganlah orang yang menyucikan (nafsunya) dan rugilah orang yang mengotorkannya. (As-Syam: 7-10)
Tahap nafsu ini merupakan tahap pertama dalam memasuki sempadan kewalian. Oleh kerana itu kita seharusnya berada paling minimanya di tahap nafsu ini. Walau bagaimana pun kita janganlah terus berada diperingkat nafsu ini, kerana orang yang berada diperingkat nafsu ini belum lagi mantap. Jiwa perlu digilap dan ditingkatkan lagi agar ia dapat mendaki nafsu yang lebih tinggi.

4) Nafsu Mutma’innah
Sekiranya kita berada diperingkat nafsu ini, barulah kita akan terselamat dari seksaan Neraka. Ini dinyatakan sendiri oleh Allah Taala.

FirmanNya berbunyi:
Wahai jiwa yang tenang (nafsu muta’innah) kembalilah kepada TuhanMu dengan hati yang puas lagi diredaiNya. Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hambaKu dan masuklah ke dalam SyuargaKu. (Al-Fajr: 27-30).

Merupakan peringkat permulaan untuk menuju kepada Allah. Tetapi awas kita akan jatuh juga di dalam tipuan-tipuan yang tersangat halus, sekiranya kita tidak berhati-hati. Di antara penipuan-penipuan itu ialah seperti syirik khafi (syirik yang tersembunyi), cintakan kedudukan dan pangkat. Orang yang bernafsu mutma’innah ini dari segi zahirnya nampak cantik iaitu bersifat yang mulia lagi terpuji seperti pemurah, lemah-lembut, bertawakal, zuhud, warak, syukur, sabar, redha. Tersingkap kepada mereka akan rahsia-rahsia ketuhanan, bahkan telah terjadi kepadanya perkara-perkara pelik dan sebahagian dari keramat-keramat. Ia merasakan dirinya telah dinaikkan maqam Iman Al A’zam (Iman Besar). Inilah sebahagian daripada penipuan-penipuan yang perlu kita berhati-hati.

5) Nafsu Radiah
Apakalanya mereka yang bertaraf nafsu mutma’innah itu memperolehi inayah dari Allah dan ia bersandar kepada Syeikhnya (guru yang membimbingnya) secara keseluruhannya serta dilazimi mujahadah sehingga tetaplah dia dengan sifat-sifat yang terpuji dan hilangnya unsur-unsur riyak maka jadilah nafsunya hina, sama baginya pujian atau celaan. Dia telah masuk di dalam maqam fana, redha dengan apa yang terjadi atas dirinya tanpa tentangan maka meningkatlah maqam mutma’innah ke tahap nafsu radiah.

6) Nafsu Mardhiah
Boleh juga berlaku pandangan fana dan ikhlas akan jatuh ke dalam bahaya ujud iaitu hairankan diri. Maka ketika itu hendaklah ia memohon perlindungan daripada Allah dari hal seumpama itu dengan bantuan Syeikhnya. Tanpa bantuan Syeiknya ia tidak akan berjaya. Apabila ia telah kembali fana dan ikhlas , akan ditajallikan kepadanya redha, diampunkan dosanya yang telah lalu, digantikan kejahatannya dengan kebaikan, maka terbukalah segala pintu zauk dan tajalli, lalu tenggelamlah ia di dalam lautan Tauhid dan burung-burung rahsia akan memperdengarkannya nyanyan-nyanyian. Nafsu ini dinamakan nafsu mardhiah.

7) Nafsu Kamilah
Tingkat nafsu ini adalah tingkat yang terakhir dan yang tertinggi sekali. Tingkat ini jarang dicapai oleh jiwa-jiwa seperti kita. Tingkat ini biasanya dicapai oleh para Rasul, Nabi-Nabi, para Sahabat dan wali-wali besar sahaja. Golongan ini akan meningkat dari darjat fana(binasa) kepada baqa(kekal) dengan Allah Taala sentiasa. Di tahap ini seseorang itu tidak perlu bersusah payah dengan bermujahadah dan berusaha melawani desakan hawa nafsu dan syaitan, kerana sifat kesempurnaan telah mendarah daging dan bersebati dengannya.

Firman Allah: Sesungguhnya nafsu itu sangat mengajak kepada kejahatan. (Yusuf: 53)
Musuh kita yang paling jahat ialah nafsu kita yang berada di antara dua lambung kita. Kejahatan nafsu melebihi kejahatan syaitan atau iblis. Jadi permusuhan kita dengan nafsu kita sendiri melebihi permusuhan kita dengan syaitan. Namun, syaitan dapat menguasai diri kita melalui nafsu yang berada pada diri kita. Dengan kata lain, nafsu merupakan talibarut atau suruhan syaitan untuk menerangi kita.
Menyedari tentang hal ini, maka janganlah kita tertipu oleh nafsu kita sendiri. Kerana sesuatu yang datang darinya adalah yang dapat menipu-dayakan kita. Sekiranya kita lupa dari bermuhasabah terhadapnya, kita akan dihanyutkan olehnya. Bahkan sekiranya kita gagal dalam menentang dan melawannya, kita akan diseret masuk ke Neraka.

Untuk menyelamatkan diri, kita kenalah bertakwa kepada Allah. Renungilah sebanyak manakah usia kita yang telah kita pergunakan untuk mencari kebahagian Akhirat, kerana renungan seumpama itu sebenarnya dapat membasuh hati kita.
Sabda Rasullulah SAW: Berfikir satu saat itu lebih baik dari ibadah setahun.
Pendekkan angan-angan , memperbanyakkan berzikir pada Allah, menjauhi tegahan-tegahanNya, menahan dari mengikut kehendak hawa nafsu dan syahwat. Ini adalah nafsu itu berhala. Oleh itu sekirannya kita tunduk dan memperhambakan diri pada nafsu, bermakna kita telah tunduk dan menyembah berhala.

Berkata Yahya bin Muaz ra:
Bermujahadah menentang nafsumu iaitu dengan melakukan ketaatan pada Allah dan melakukan latihan-latihan (riadah kerohanian). Latihan itu ialah dengan menghindarkan tidur, mengurangkan percakapan, tahan menanggung kesakitan dan bala dari manusia serta mengurangkan makan. Maka lahirlah dari sedikit tidur itu, sucikan kemahuan. Sedikit percakapan dapat menyelamatkan diri daripada berbagai penyakit. Dengan menanggung kesakitan dari manusia akan mendapat menyampaikan maksud dan cita-cita. Dan sedikit makan akan mematikan nafsu, kerana membanyakkan makan akan mengeraskan hati dan menghilangkan cahaya. Sedangkan cahaya (nur) hikmah itu ialah lapar, sedangkan kenyang dapat menjauhkan diri dari Allah.
Rasullulah SAW bersabda: Jangan kamu mematikan hati kamu dengan memperbanyakkan makan dan minum, kerana hati akan mati seperti mana tanaman akan mati apabila terlalu banyak disiram dengan air.

Rasullulah SAW bersabda: Sesungguhnya syaitan akan menusuk masuk ke dalam tubuh anak Adam melalui tempat pengaliran darah. Maka persempitkan tempat aliran darah itu dengan berlapar.

Rasullulah SAW bersabda lagi: Tiga perkara yang membinasalkan: Hawa nafsu yang ditaati, kebakhilan yang dituruti dan hairan seseorang itu terhadap dirinya sendiri.
Sifat-sifat tercela (Mazmumah)
Sebagaimana yang kita telah ketahui , bahawa diri kita akan menjadi diri yang suci bilamana hati kita tidak dibelenggu lagi oleh sifat-sifat yang dicela atau mazmumah. Hati yang penuh dengan sifat mazmumah akan menjadikan hati sentiasa dikunjungi oleh syaitan. Kunjungan syaitan pada hati adalah merupakan kunjungan untuk menawan dan mengawal hati kita. Apabila syaitan dapat mengawal dan berkuasa pada hati kita, syaitan akan bawa hati kita menderhakakan Allah swt. Hati yang telah dikawal dan dikuasai oleh syaitan tidak akan membawa tuannya kepada mentaati Allah.

Jadi untuk menggelakkan diri kita sentiasa dalam kutukan dan kemurkaan Allah, kita perlu menyucikan hati kita dari segala sifat jahat yang selalu bermaharajalela di dalam hati kita. Kita perlu bermujahadah dan berjuang untuk mengikis buang segala sifat tercela itu bersungguh-sungguh, jangan memberi peluang langsung kepada syaitan untuk membelenggu diri kita.

Sebelum kita melalui proses bermujahadah membuang segala sifat-sifat yang keji dan jahat pada diri kita itu, perlu pula kita mengenali dan mengetahui apakah sifat-sifat buruk yang masih bertapak dalam hati kita itu. Apakah puncanya? Setelah kita mengenali jenis dan punca penyakit yang dihidapi oleh diri kita, barulah boleh kita berusaha untuk mengubati penyakit tersebut. Sama juga dengan penyakit zahir perlu diketahui terlebih dahulu apakah jenis penyakit dan apakah sebab-sebabnya. Apabila kita telah dapat mengesan jenis penyakit itu, barulah boleh kita berusaha untuk mengubatinya.

Di sini terdapat beberapa jenis penyakit yang selalu bermain-main dalam hati dan diri kita. Marilah bersama-sama kita kaji, mencari punca dan sekaligus mencari cara untuk menghindarkan diri kita daripada wabak penyakit itu. Penyakit-penyakit yang selalu dihidapi oleh kita, termasuklah pada diri saya sendiri.

Antaranya ialah :
1. Bahaya lidah 
2. Marah 
3. Hasad dengki
4. Bakhil 
5. Sukakan kemuliaan dan kemegahan 
6. Riak 
7. Sombong (takabur) 
8. Ujud (hairankan diri)
9. Tipu daya (ghurur).

P/S Renung2kan dan selamat beramal!!!!

Kisah Nafsu Yang Degil Pada Perintah Allah


Dalam sebuah kitab karangan 'Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syaakir Al-khaubawiyi, seorang ulama yang hidup dalam abad ke XIII Hijrah, menerangkan bahawa sesungguhnya Allah S.W.T telah menciptakan akal, maka Allah S.W.T telah berfirman yang bermaksud : "Wahai akal, mengadaplah engkau." Maka akal pun mengadap kehadapan Allah S.W.T.,kemudian Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Wahai akal berbaliklah engkau!", lalu akal pun berbalik. Kemudian Allah S.W.T. berfirman lagi yang bermaksud : "Wahai akal! Siapakah aku?". Lalu akal pun berkata, "Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang daif dan lemah."

Lalu Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Wahai akal tidak Ku-ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau." Setelah itu Allah S.W.T menciptakan nafsu, dan berfirman kepadanya yang bermaksud : "Wahai nafsu, mengadaplah kamu!". Nafsu tidak menjawab sebaliknya mendiamkan diri. Kemudian Allah S.W.T berfirman lagi yang bermaksud :"Siapakah engkau dan siapakah Aku?".Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau." Setelah itu Allah S.W.T menyiksanya dengan neraka jahim selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya. Kemudian Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau."

Lalu Allah S.W.T menyiksa nafsu itu dalam neraka Juu' selama 100 tahun. Setelah dikeluarkan maka Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata, " Aku adalah hamba-Mu dan Kamu adalah tuhanku." Dalam kitab tersebut juga diterangkan bahawa dengan sebab itulah maka Allah S.W.T mewajibkan puasa. Dalam kisah ini dapatlah kita mengetahui bahawa nafsu itu adalah sangat jahat. Oleh itu, hendaklah kita mengawal nafsu itu, jangan biarkan nafsu itu mengawal kita, sebab kalau dia yang mengawal kita maka kita akan menjadi musnah.


bukan mudah mengawal nafsu
ujian mendatang syaitan memburu
bermujahadah melawan nafsu
agar diterima amalanmu

Adab Berjanji


  • Jangan membuat janji sekiranya anda berniat untuk tidak menunaikan janji itu.

  • Jangan membuat janji sekiranya diri anda berada dalam keadaan tergesa-gesa.

  • Sekiranya anda telah membuat janji maka tunaikanlah, jangan sesekali melanggari janji tersebut tanpa alasan yang kukuh dan wajar.

  • Jangan berjanji untuk membuat sesuatu perkara yang haram ataupun melakukan sesuatu perkara yang boleh mendatangkan bemudaratan.
Abdullah bin Amir meriwayatkan semasa beliau masih kecil ibunya telah memanggilnya dan berjanji akan memberikannya sesuatu. Rasulullah yang kebetulan berada di situ terus bertanya, "apa yang kamu niatkan untuk diberikan kepadanya?" jawab ibu amir, sedikit buah tamar. Sabda Rasulullah, "Sekiranya kamu tidak memberikan kepadanya maka dosa berjanji dusta akan dicatitkan untukmu."
Wallahu'alam.

Wednesday, April 6, 2011

Makna Bacaan Dalam Solat

1. Saudara-saudaraku, bertahun-tahun lamanya kita menyembah Yang Maha Esa tetapi adakah kita dapat nikmat khusyuk sewaktu menunaikannya?


2. Antara faktor utama tidak mendapat nikmat khusyuk sewaktu menunaikan solat adalah kerana kita tidak memahami maksud atau makna setiap bacaan di dalam solat. Penting bagi kita sebagai umat Islam untuk memahaminya supaya dapat menghayati dan enak dibuai nikmat khusyuk ketika berhubung dengan Allah SWT.

3. Mungkin ramai di antara sahabat-sahabat termasuklah diri saya yang jahil ini tidak lagi menguasai sepenuhnya makna setiap bacaan dalam solat. Justeru itu, marilah kita renung-renung, hayati dan memahami setiap maksud bacaan tersebut. InsyaAllah.



 Makna Bacaan Dalam Solat

Allahu Akbar


Allah Maha Besar


Doa Iftitah


Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah dengan banyaknya. Maha suci Allah sepanjang pagi dan petang. Aku hadapkan wajahku bagi Tuhan yang mencipta langit dan bumi, dengan suasana lurus dan berserah diri dan aku bukan dari golongan orang musyrik. Sesungguhnya solatku, Ibadatku, hidupku, matiku adalah untuk Allah Tuhan sekelian alam. Tidak ada sekutu bagiNya dan kepadaku diperintahkan untuk tidak menyekutukan bagiNya dan aku dari golongan orang Islam.


Al-Fatihah
Dengan nama Allah yang maha Pemurah lagi maha Mengasihani. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pemurah lagi maha mengasihani. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada Engkau kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus. Iaitu jalan orang-orang yang Engkau kurniakan nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan bukan jalan mereka yang sesat.


Bacaan Ketika Rukuk
Maha Suci TuhanKu Yang Maha Mulia dan dengan segala puji-pujiannya.


Bacaan ketika bangun dari rukuk
Allah mendengar pujian orang yang memujinya.


Bacaan ketika iktidal
Wahai Tuhan kami, bagi Engkaulah segala pujian.


Bacaan ketika sujud
Maha suci TuhanKu yang Maha Tinggi dan dengan segala puji-pujiannya.


Bacaan ketika duduk di antara dua sujud
Ya Allah, ampunilah daku, rahmatilah daku, kayakan daku, angkatlah darjatku, rezekikan daku, berilah aku hidayah, sihatkanlah daku dan maafkanlah akan daku.


Bacaan ketika Tahiyat Awal
Segala penghormatan yang berkat solat yang baik adalah untuk Allah. Sejahtera atas engkau wahai Nabi dan rahmat Allah serta keberkatannya. Sejahtera ke atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang soleh. Aku naik saksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku naik saksi bahawasanya Muhammad itu adalah pesuruh Allah. Ya Tuhan kami, selawatkanlah ke atas Nabi Muhammad.


Bacaan ketika Tahiyat Akhir
Segala penghormatan yang berkat solat yang baik adalah untuk Allah. Sejahtera atas engkau wahai Nabi dan rahmat Allah serta keberkatannya. Sejahtera ke atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang soleh. Aku naik saksi bahawa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku naik saksi bahawasanya Muhammad itu adalah pesuruh Allah. Ya Tuhan kami, selawatkanlah ke atas Nabi Muhammad dan ke atas keluarganya. Sebagaimana Engkau selawatkan ke atas Ibrahim dan atas keluarga Ibrahim. Berkatilah ke atas Muhammad dan atas keluarganya sebagaimana Engkau berkati ke atas Ibrahim dan atas keluarga Ibrahim di dalam alam ini. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung.


Doa Qunut
Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang-orang yang telah Engkau tunjuki. Sejahterakanlah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau sejahterakan. Pimpinlah aku sebagaimana orang-orang yang telah Engkau pimpin. Berkatilah hendaknya untukku apa-pa yang telah Engkau berikan padaku. Jauhkanlah aku daripada segala kejahatan yang telah Engkau tetapkan. Sesungguhnya hanya Engkau sahajalah yang menetapkan, dan tidak sesiapapun yang berkuasa menetapkan sesuatu selain daripada Engkau. Sesungguhnya tidak terhina orang yang memperolehi pimpinanMu. Dan tidak mulia orang-orang yang Engkau musuhi. Telah memberi berkat Engkau, ya Tuhan kami dan maha tinggi Engkau. Hanya untuk Engkau sahajalah segala macam puji terhadap apa-apa yang telah Engkau tetapkan. Dan aku minta ampun dan bertaubat kepada Engkau. Dan Allah rahmatilah Muhammad, Nabi yang ummi dan sejahtera keatas keluarganya dan sahabat-sahabatnya.


4.  Beruntunglah orang yang mendapat nikmat khusyuk sewaktu menyembahNya. Firman Allah SWT yang bermaksud: “Telah berjayalah orang-orang yang beriman, iaitu orang-orang yang khusyuk dalam sembahyangnya” (Surah Al-Mukminun : ayat 1-2).

Wallahu'alam

Monday, March 14, 2011



Sesungguhnya di dalam hidup kita dikelilingi oleh perkara-perkara yang menyeronokkan. Tetapi itulah sesungguhnya yang mendatangkan keburukan kepada kita.

Terdapat 24 perkara-perkara yang jangan dilakukan yang seharusnya kita ambil iktibar supaya kita dapat memuhasabah diri sendiri.

1- Jangan sengaja lewatkan solat. Perbuatan ini tidak disukai oleh ALLAH S.W.T.

2- Jangan masuk ke bilik air tanpa memakai alas kaki(selipar).
Dikhuatiri terbawa keluar najis dan mengotori seluruh rumah kita.

3- Jangan makan dan minum dalam bekas yang pecah atau sumbing. Makruh kerana ianya merbahayakan.

4- Jangan biarkan pinggan mangkuk yang telah digunakan tidak berbasuh. Makruh dan mewarisi kepapaan.

5- Jangan tidur selepas solat subuh, nanti rezeki mahal (kerana waktu pagi itu membuka segala pintu keberkatan)

6- Jangan makan tanpa membaca BISMILLAHHIRRAHMANNIRAHIM dan doa makan. Nanti makanan yang dijamah adalah dari muntah syaitan.

7- Jangan keluar rumah tanpa niat membuat kebajikan atau kebaikan. Takut-takut anda mati dalam perjalanan.

8- Jangan pakai kasut atau selipar yang berlainan pasangan. Makruh dan mewarisi kepapaan.

9- Jangan biar mata liar di perjalanan. Nanti hati kita gelap diselaputi dosa.

10- Jangan bergaul bebas di tempat kerja. Banyak buruk dan baiknya.

11- Jangan menangguhkan taubat bila berbuat dosa kerana mati boleh datang bila-bila masa.

12- Jangan ego untuk meminta maaf kepada kedua ibu bapa dan sesama manusia kalau memang kita bersalah.

13- Jangan mengumpat sesama rakan taulan kerana boleh merosakkan
silaturrahim.

14- Jangan lupa bergantung harap hanya kepada ALLAH S.W.T. dalam setiap kerja kita. Nanti sombong bila berjaya dan kecewa pula apabila gagal.

15- Jangan bakhil untuk bersedekah. Sedekah itu memanjangkan
umur dan memurahkan rezeki kita.

16- Jangan banyak ketawa nanti jiwa mati.

17- Jangan biasakan berbohong kerana ia adalah ciri-ciri munafik dan menghilangkan kasih sayang orang kepada kita.

18- Jangan suka menganiaya manusia atau haiwan kerana doa makhluk yang teraniaya cepat dimakbulkan ALLAH S.W.T.

19- Jangan terlalu susah hati dengan urusan dunia. Akhirat itu lebih utama dan kekal selamanya. Carilah kehidupan dunia untuk akhirat.

20- Jangan duduk dalam bilik air terlalu lama kerana di situlah tempat tinggal jin kafir dan syaitan.

21- Jangan merokok dan memasang kemenyan kerana asap itu adalah makanan jin.

22- Jangan lupa membaca BISMILLARRAHMANIRAHIM dan salam ketika masuk ke rumah. Dikhuatiri jin dan syaitan masuk bersama.

23- Jangan memakai tangkal kerana ALLAH S.W.T tidak sempurnakan agama seseorang itu jika memakainya tangkai. Hal ini adalah kerana dikhuatiri kita bergantung kepada tangkal, bukan kepadaNya.

24- Jangan mempertikaikan kenapa ISLAM itu berkata 'JANGAN' sebab semuanya untuk kebaikan dan kesungguhannya ALLAH S.W.T itu lebih mengetahui.

~ Yang baik itu adalah dari ALLAH S. W. T. dan yang buruk itu dari ALLAH juga tetapi disandarkan kepada kelemahan hambaNya. Bersama-samalah kita ambil pengajaran dari peringatan ini, inshALLAH~

Sunday, March 13, 2011

Tidak ada jalan untuk maksiat..


Pada suatu waktu Ibrahim bin Adham didatangi seorang lelaki, seraya berkata, "Wahai Abu Ishak, aku seorang yang berlimbah dosa, banyak melakukan kezaliman, berkenan kiranya tuan mengajariku hidup zuhud, agar Allah memberikan jalan terang dalam kehidupanku dan melembutkan hatiku yang garang". "Manakala dirimu dapat memegang teguh 6 perkara yang akan kami kemukakan, tentu akan mendapatkan keselamatan", jawab Ibrahim bin Adham.

"Apa itu, wahai Abu Ishak?, tanyanya.

"Pertama, manakala dirimu akan melakukan maksiat, janganlah makan rezeki Allah".
"Manakala di seluruh penjuru bumi, baik di barat mahupun di timur, di darat mahupun di laut, di kebun mahupun di gunung merupakan rezeki dari Allah, terus dari mana aku makan?"

"Wahai saudaraku, pantaskah kamu memakan rezeki Allah, sedangkan dirimu melanggar peraturanNya?"

"Tidak, demi Allah. Kemudian apa yang kedua?"

"Yang kedua, manakala kamu bermaksiat kepada Allah, janganlah bertempat tinggal di negeri-Nya."
"Tuan Ibrahim, demi Allah, yang kedua ini lebih berat, bukankah bumi ini milikNya? Kalau demikian, di manakah aku harus tinggal?" tegas lelaki itu
"Patutkah kamu makan rezeki Allah dan bertempat tinggal di bumiNya sedangan dirimu melakukan maksiat kepadaNya?"
"Tidak pantas wahai tuan guru," jawab sang lelaki.
"Ketiga, manakala dirimu hendak melakukan maksiat, jangan melupakan Allah Yang Maha Mengetahui segala rahsia dan melihat setiap gerak hati nurani," tegas lelaki itu.
"Layakkah manakala dirimu menikmati rezeki Allah, bertempat tinggal di bumi Allah, dan melakukan maksiat kepada Nya sedangkan Allah melihat dan mengawasi perilakumu?"
"Tentu saja tidak, wahai tuan guru. Terus apakah yang keempat?", tanya lelaki dengan penuh harap.

"Yang keempat, manakala malaikat maut datang kepadamu, hendak mencabut nyawa, katakanlah kepadanya, "Tunggu sebentar, aku akan bertaubat." "Tuan guru, hal itu sangat mustahil! Dan permintaan itu tidak bakal dikabulkannya," jawab sang lelaki.
"Kalau dirimu sedar, bahawa tidak boleh menolak keinginan malaikat maut (‘Izrail) sedangkan dia akan datang kepadamu bila-bila saja. Barangkali sebelum dirimu melakukan taubat, " tutur Ibrahim.
"Benar apa yang tuan ucapkan. Terus apa yang kelima?", tanya sang lelaki
"Yang kelima, manakala malaikat Munkar dan Nakir datang kepadamu, tentanglah dan lawanlah dengan segala kekuatan yang ada, manakala dirimu mampu."
"Itu suatu hal yang sangat mustahil lagi, wahai tuan guru."
"Yang keenam, manakala kelak dirimu berada di sisi Allah, dan Dia menyuruhmu masuk neraka, katakanlah, "Ya Allah, aku tidak bersedia masuk ke dalamnya", tegas Ibrahim bin AdHam.
"Wahai tuan guru, keenam perkara itu sangat berat. Cukup, aku telah sedar dan mengerti". Lelaki itu pun segera meninggalkan Ibrahim bin Adham dengan hati lega, dan menambah kesedaran dalam hatinya.
Kebajikan adalah budi pekerti yang baik dan dosa adalah apa-apa yang meragukan (pada) dirimu dan engkau tidak suka diketahui orang lain (dalam melakukannya). (HR Muslim)
Kebajikan itu adalah apa-apa yang jiwa dan hatimu tenteram kepadanya, dan dosa adalah yang jiwa dan hatimu ragu-ragu terhadapnya, walaupun orang-orang memberi fatwa padamu serta membenarkannya. (HR Ahmad dan Ad Darimi)

Saturday, March 5, 2011

Sunnah Rasulullah ketika makan dan minum



Cara Makan
1) Kenapa kita gunakan tangan? Mengikut cara Rasulullah s.a.w, beliau akan menggaulkan lauk dan nasi dengan tangan kanannya dan kemudian membiarkan sebentar, lalu Rasullah saw akan mengambil sedikit garam menggunakan jari kecilnya (yg last tu), lalu Rasullah saw akan menghisap garam itu. Kemudian barulah Rasulullah makan nasi dan lauknya.
  • Mengapa? Kerana kedua belah tangan kita ada mengeluarkan 3 macam enzim, tetapi konsentrasi di tangan kanan kurang sedikit dari yg kiri. Ini adalah kerana enzim yg ada di tangan kanan itu merupakan enzim yang dapat menolong proses penghadaman (digestion), ia merupakan the first process of digestion.

  • Mengapa menghisap garam? Kerana garam adalah sumber mineral dari tanah yg diperlukan oleh badan kita. Dua cecah garam dari jari kita itu adalah sama dgn satu liter air mineral. Kita berasal dari tanah maka lumrahnya bahan yang asal dari bumi (tanah) inilah yg paling berkhasiat untuk kita.

  • Kenapa garam? Selain dari sebab ia adalah sumber mineral, garam juga adalah penawar yang paling mujarab bagi keracunan, mengikut Dr, dihospital-hospital, the first line of treatment for poisoning adalah dengan memberi Sodium Chloride, iaitu GARAM. Garam juga dapat menghalang sihir dan makhluk-makhluk halus yang ingin menggangu manusia.
2) Cara Rasulullah mengunyah - Rasulullah akan mengunyah sebanyak 40 kali untuk membiarkan makanan itu betul-betul lumat agar perut kita senang memproseskan makanan itu.
3) Membaca Basmalah (Bismillahirrahma Nirrahim). Membaca Basmalah sebelum makan untuk mengelakkan penyakit. Kerana bakteria dan racun ada membuat perjanjian dengan Allah swt, apabila Basmalah dibaca maka bakteria dan racun akan musnah dari sumber makanan itu.

Cara Minum
Janganlah kita minum berdiri walaupun ia makruh tetapi ia makruh yang menghampiri kepada haram.
Jangan kita minum dari bekas yg besar dan jangan bernafas semasa kita minum, kerana apabila kita minum dari bekas yg besar, lumrahnya kita akan meneguk air. Dalam proses minum itu, kita tentu akan bernafas dan menghembuskan nafas dari hidung kita. Apabila kita hembus, kita akan mengeluarkan CO2 iaitu carbon dioxide, yang apabila bercampur dgn air H20, akan menjadi H2CO3, iaitu sama dengan cuka, menyebabkan minuman itu menjadi acidic.
Jangan meniup air yg panas, sebabnya sama diatas.
Cara minum, seteguk bernafas, seteguk bernafas sehingga habis.