Subhanallah…. Allah masih memberikan kita kesempatan dan kesehatan sehingga kita masih bertemu dengan penghujung Ramadhan, di mana malam-malamnya teramat istimewa dan di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Hari ini, adalah hari ke-28 Ramadhan. Sungguh merupakan waktu yang tepat bagi kita untuk mengintrospeksi kembali ibadah-ibadah kita, iman kita, ketulusan niat kita, do’a kita.
Mungkin banyak yang sudah dikabulkan do’anya oleh Allah, namun ada juga yang diuji kesabarannya dengan belum terkabulnya do’a-do’a karena kurang keyakinan pada Allah. Ada yang ibadahnya terus meningkat, dan ada pula yang semakin lama semakin menurun karena godaan perayaan Idul Fitri. Ada yang punya perencanaan Pertahanan Kualitas & Kuantitas Ibadah ba’da Idul fitri. Ada juga yang merasa lega, karena target-target ibadah yang menjadi beban akan segera terlepas.
Sungguh… kita harus merenungi kembali hari-hari Ramadhan yang telah terlewati. Jika memang kita benar-benar ingin mencapai derajat “TAKWA”, maka mestinya kita tidak terlena dengan godaan-godaan di penghujung Ramadhan. Diskon barang-barang belanjaan yang menggugah hati, perabotan & furniture rumah model baru, baju baru, kue-kue, dan godaan lainnya, membuat ibadah-ibadah yang kita harapkan berbuah pahala, malah menjadi sia-sia. Padahal Allah menjamu kita dengan begitu spesial di penghujung Ramadhan ini. Allah menjanjikan surga, perlindungan dari api neraka. Dan ketulusan ibadah kita akan benar-benar diuji ketika hari-hari terakhir Ramadhan.
Salah satu tanda kesuksesan Ramadhan kita adalah…. adanya komitmen untuk menindaklanjuti ibadah yang meningkat, seperti tilawah, shaum, Qiyamul Lail, dan ibadah lainnya. Coba kita pikir, di bulan Ramadhan ini kita diuji dengan kondisi tubuh yang lemah (karena menahan lapar dan dahaga sejak pagi hingga petang), namun harus menunaikan ibadah yang luar biasa. Shalat wajib lebih khusyu’ dan disertai rawatib, shalat tarawih, shalat tahajjud, tilawah lebih banyak dari biasanya. Tidur kita pun harus berkurang waktunya karena harus bangun malam. Biasanya kita tidur 6 jam, di bulan Ramadhan mungkin menjadi 4 jam. Dan ternyata… kita mampu menjalankan semuanya dengan baik, shaum jalan, tarawih jalan, ibadah yang lain jalan. Maka, menjalankan ibadah dengan lebih baik di bulan selanjutnya adalah sungguh sebuah keniscayaan. Karena jika tidak, maka itu adalah sebuah indikasi bahwa ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan hanyalah berupa target-target dan menjadi beban.
Segala puji bagi Allah... yang masih memberikan kita kesempatan untuk hidup sampai dengan hari ini. Semoga kita bisa meraih kemenangan pada 1 Syawal nanti, mencapai derajat takwa, menjadi fitri... bersih seperti bayi yang baru terlahir dari rahim ibunya. Semoga.
No comments:
Post a Comment